PROSES PEMBUATAN MODUL

Menggunakan Teori Behaviour Centred Design, penyusunan modul Emo-Demo di awali dengan menentukan perilaku penentu dan menyusun pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) (Assess), kemudian melakukan riset formatif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya (Build) , dilanjutkan dengan penyusunan program dari hasil riset formatif (Create) dan pelaksanaan program melalui berbagai macam saluran dan menciptakan sesuatu yang mengejutkan (Deliver) hingga akhirnya melakukan evalusi untuk melihat keefektifan program (Evaluate),

Bagaimana  proses pembuatan Emo-Demo menggunakan pendekatan BCD ?

  • Riset Formatif. Tujuannya  adalah untuk mengidentifikasi perilaku pemberian makan bayi  dan anak (PMBA) yang masih belum optimal misalnya, perilaku pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan yang bervariasi dan seimbang.
  • Desain Kreatif. Dari temuan-temuan tersebut kemudian digunakan untuk desain kreatif dalam membuat Emo-Demo. Setiap Emo-Demo berfokus pada perilaku yang masih kurang  optimal di masyarakat.
  • Pelaksanaan. Pelaksanaan program melalui berbagai macam pendekatan sehingga menciptakan sesuatu yang mengejutkan.
  • Evaluasi. Sampai akhirnya dilakukan evaluasi untuk melihat keefektifan program yang sudah dijalankan.

Beberapa perilaku target berikut ini diterjemahkan dalam bentuk Modul Emo-Demo dan Iklan TV :

Perilaku target : ASI EKSKLUSIF

 

Informasi dan riset formatif yang dilakukan menunjukkan bahwa :

  • Semua Ibu tahu bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi mereka, akan tetapi ibu-ibu tidak mempercayai bahwa mereka dapat memproduksi ASI dengan jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi mereka. Ibu-ibu cenderung mengalami rasa kurang percaya diri mengenai produksi ASInya.
  • Susu Formula menjadi norma sosial dalam lingkungan di sekitar ibu-ibu. Mereka merasa bahwa susu formula penting utuk ditambahkan agar kebutuhan gizi anak dapat tercukupi. 
  • Susu formula menjadi ukuran ekonomi baru bagi sebuah komunitas di sekitar ibu-ibu berada. Ibu yang tidak memberikan anaknya susu formula dinilai sebagai keluarga yang rendah kemampuan ekonominya. Pemberian susu formula merupakan gengsi baru bagi ibu-ibu.  

  • Banyak informasi mengenai manfaat ASI demikian juga banyak iklan komersial tentang keuntungan menggunakan susu formula. Dalam temuan riset formatif menunjukkan bahwa tidak ada yang memberitahu tentang bahaya susu formula. Ibu  cenderung tidak mengetahui tentang bahaya memberikan susu formula kepada bayinya.

Dari temuan tersebut kemudian di kembangkan permainan Emo-Demo tentang ASI eksklusif dan Iklan TV berdasarkan teori Behavior Centred Design (BCD).

Diterapkan di  Modul Emo-Demo
Temuan dalam hasil riset formatif tersebut diterapkan pada modul permainan Emo-Demo dengan memberikan visualisasi susu formula melalui minyak goreng. 

Diterapkan pada Iklan TV
Hasil temuan pada riset formatif kemudian diterapkan pada iklan layanan masyarakat mengenai ASI melalui visualisasi gerakan menyingkirkan botol susu. 

© 2021 | Website ini didukung oleh:

Ikuti Kami